pmy_tn/2co/11/intro.md

3.9 KiB

Tulisan Umum 2 Korintus 11

Susunan dan aturan

Pada pasal ini Paulus melanjutkan pembelaannya yang telah dimulai dari pasal 10 dan akan berlanjut sampe akhir cerita.

Pikiran khusus pada pasal ini

Ajaran sesat

Dalam Korintus, digambarkan orang-orang percaya terlalu mudah menerima ajaran-ajaran sesat tentang Yesus dan Kristenan. Guru-guru palsu ini mengajarkan hal-hal yang berbeda dan tra benar tentang Yesus dan ajaranNya. Tak sperti guru-guru palsu itu, Paulus hidup dalam pengorbanan untuk melayani orang-orang percaya. (Lihat: rc://*/tw/dict/bible/kt/goodnews)

Terang

Terang merupakan gambaran umum yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru. Terang di sini digunakan sebagai indikasi pengungkapan akan Allah dan kebenaranNya. Sedang kegelapan pada pasal ini menggambarkan dosa-dosa yang mencoba bersembunyi dari Allah. (Liat: [[rc:///tw/dict/bible/other/light]], [[rc:///tw/dict/bible/kt/righteous]], [[rc:///tw/dict/bible/other/darkness]] dan [[rc:///tw/dict/bible/kt/sin]])

Kiasan yang penting pada pasal ini

Metafora

Paulus memulai pasal ini deng peluasan metafora yang membandingkan dirinya deng bapa seorang pengantin perempuan yang memberikan kesuciannya putri untuk mempelai pria. Sekali pun praktek pernikahan bergantung pada latar belakang kebudayaan, gagasan untuk hadirkan seorang mempelai yang telah matang dan kudus digambarkan lebih jelas pada bagian ini. (Lihat: [[rc:///ta/man/translate/figs-metaphor]], [[rc:///tw/dict/bible/kt/holy]] dan rc://*/ta/man/translate/figs-explicit)

Ironi

Pada pasal ini penuh deng ironi. Paulus berharap orang percaya di Korintus merasa malu akan ironi yang de buat. "Kalian memahami hal ini deng cukup baik" Paulus berpikir bahwa tra seharusnya dorang memahami cara rasul-rasul palsu memperlakukan dong. Paulus tra menganggap dong adalah seorang rasul . Pernyataan, "Untuk kam yang senang berkumpul deng orang-orang bodoh, kam sangat bijak terhadap diri ko sendiri!" yang berarti orang-orang percaya di Korintus mengira bahwa dorang sangat bijak, namun Paulus tra setuju akan anggapan tersebut. "sa bilang untuk sebuah rasa malu dalam diri kitong, bahwa kitong terlalu lemah untuk bertindak demikian." Paulus bicara tentang sikap yang de pikir sangat salah dan harus dihindari. Namun, de bicara seolah de salah untuk bertindak demikian. Paulus menggunakan pertanyaan retorika ironis. "Apakah sa berdosa deng merendahkan diri sa supaya kalian semua ditinggikan?" (Lihat: [[rc:///ta/man/translate/figs-irony]], [[rc:///tw/dict/bible/kt/apostle]] dan rc://*/ta/man/translate/figs-rquestion)

Pertanyaan-pertanyaan retorik

Dalam menyangkal klaim su perioritas para rasul palsu, Paulus menggunakan beberapa pertanyaan retoris beserta jawabannya: "Apakah dong orang Yahudi? sa juga. Apakah dong orang Israel? sa juga. Apakah dong keturunan Abraham? sa juga. Apakah dong pengikut Kristus? sa juga (sa bicara seolah sa habis akal) sa lebih dari itu." De juga menggunakan beberapa pertanyaan retorik untuk menunjukkan empatinya kepada dong yang telah berpaling dari Tuhan: "siapa yang lemah, sa tra lemah? siapa yang menyebabkan orang-orang terjebak dalam dosa, dan sa tra terbakar bersamanya?"

"Apakah dong pengikut Kristus?"

Pertanyaan mengejek ini adalah jenis ironi kuhsus yang digunakan untuk memaki ato pun menghina. Paulus tra percaya bahwa dong rasul-rasul palsu itu melayani Kristus, dong hanya berpura-pura.

Kesulitan lain yang mungkin ditemukan saat menerjemahkan bagian ini

Penggunaan paradoks

Sebuah paradoks lihat seperti pernyataan tra masuk akal yang muncul untuk menyangkal dirinya sendiri, sekalipun itu tra bertentangan. Kalimat pada pasal 11:30 adalah sebuah paradoks: "Jika sa harus membanggakan sesuatu, maka sa akan menunjukkan kelemahan sa." Namun Paulus tra menjelaskan mengapa de membanggakan kelemahannya 2 Korintus 12:9. (2 Korintus 11:30)

Hubungannya:

<< | >>